Tidak Harus Mendengar Seluruhnya




Alam tidak akan membisikkan seluruh rahasianya kepada kita. Karena alam adalah penyimpan cerita dari diri yang terus terbawa dengan waktu. Tetapi bagaimana dengan si "itu"? Terkadang ada hari atau masa dimana tubuh dan jiwa kita amat sangat  lelah. Lelah yang berasal dari entah berantah. Pernahkah kita mencari tahu darimana lelah itu berasal? mungkinkah benar dari proses kerja keras kita untuk mencoba bertumbuh? atau ada hal lain yang selama ini kita abaikan hanya sebatas 
" ah itu hanya perasaanku saja"? Sahabat, sudah seberapa besar kita memberanikan jujur kepada diri sendiri dan berhenti untuk memenuhi ekspektasi semua orang? Bukankah melelahkan jika harus merealisasikan pikiran-pikiran dari lima atau lima belas orang? Tetapi bagaimana? 
.
Berhentilah di sana dan cobalah jujur kepada diri sendiri untuk tidak mendengar seluruhnya. Tidak semua kata harus didengar seluruhnya, sebagian ada yang harus disimpan di hati untuk menyemangati , ada sebagian yang hanya cukup di kepala untuk memacu strategi, dan ada beberapa yang harus dibuang. Tubuh kita tidak terlalu kuat untuk mendengarkan semuanya. Yakinkah dengan mendengarkan semua ekspektasi penduduk bumi akan meluaskan hati? atau malah semakin mempersempit hati agar terlihat luas? Lakukanlah sesuatu dengan ikhlas tanpa batas, kuncinya adalah mencoba jujur pada diri sendiri. 
.
Tidak semua penduduk bumi mampu mendelusi semua yang mereka ucapkan, sebagian bahkan mengokohkan pemikiran . Lalu bagaimana dengan kita? Stop! dan berhentilah menuruti ekspektasi satu demi satu dari makhluk. Pemilik kita adalah Dia, yang mana 80% dari diri kita adalah ucapan-ucapan dari-Nya. Lalu bagaimana? Kita terlalu sibuk mendengarkan ucapan makhluk dibanding ucapan Sang Kholiq, hingga akhirnya kita merasa lelah. Bukankah tujuan kita adalah untuk beribadah? Bukankah dengan mendengarkan-Nya dan membuang sedikit ucapan mereka akan membuat diri lebih lega dan terarah? Mungkin akan lelah jika mencoba mengalah pada ego, tapi semoga limpahan kasihnya akan meng-embargo gelisah.
.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ


Artinya:

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (Q. S. Al-Baqarah :285)
.
Dengarkanlah 80% dari-Nya dan sisihkan ego diri untuk mendengarkan ekspektasi dari mereka. Semoga Allah selalu membimbing kita untuk selalu mendengarkan-Nya.


Comments

Popular posts from this blog

BERTUMBUH

Memeluk Diri

Antara Aku dan Takdir-Nya